Bimbang...
Mungkin yang daku rasakan
Ragu...
Karena tak tahu akan kebenaran
Bohong...
Itulah awal kehancuran
Aduhai...
Benarkah bibir manisnya?
Setiap kata yang terucap
Bagai guntur menyambar dunia
Lantas...
Percayakah?
kala dirimu membohongiku
percayakah?
Setelah dirimu mengecewakanku
Aku terbungkam
Pikiranku melayang
Hatiku terbang
Nuraniku menjerit
Sungguh kaulah...
Yang mampu melukai hatiku
Tak kan terobati
Hingga dikaulah yang kemari
Dengan kau ulur lengan tanganmu
Seraya keluar dari bibir manismu
“Maafkan daku teman/kasih”
, Januari ‘13
Tidak ada komentar:
Posting Komentar