Selasa, 08 April 2014

Tiga Pahlawan Desa

Rabu, 01 januari 2014, dalam acara silaturrahmi ke rumah salah seorang teman, menjadi pembelajaran dan pengalaman baru saya dalam mengawali tahun baru ini, mengambil liburan di suatu desa yang terletak di perbatasan jawa timur dengan jawa tengah, yakni desa pendem kabupaten magetan.
Berbeda dari liburan biasanya, kali ini lebih berkesan bagi saya. Tiga kisah realita kehidupan sebagai pembelajaran bagi orang-orang yang hidup di kota. Pertama, perjuangan salah seorang petani dalam memenuhi kebutuhannya dengan mempertahankan panen walaupun tak ada biaya, dia menawarkan buah mangga dari rumah ke rumah tanpa mengenal lelah. Sehingga buah mangga habis terjual tanpa sisa satupun. Kedua, perjuangan seorang pemuda dalam melawan penyakitnya. Hidrosevalus salah satu jenis penyakit yang dapat dikategorikan sebagai penyakit berbahaya, karena menurut informasi beberapa artikel para medis belum menemukan solusi dalam penyembuhan jenis penyakit ini, walaupun ada hanya mencegah saja serta membutuhkan biaya yang cukup besar, apa daya pemuda tersebut, terlahir dari keluarga pas-pasan, bahkan orang tua manapun tak mungkin diam saja melihat tubuh kurus dan hilang kesadaran dalam diri anaknya, usaha serta do’a  terus mereka lakukan, sawah terjual untuk biaya pengobatan, sehingga hanya tinggal rumah yang tersisa.
Selama enam bulan berjalan, tapi belum juga menuai hasil, pasrahpun akhir dari segala usaha. Namun, pada bulan berikutnya siapa sangka pemuda tersebut mulai membaik, layaknya bayi orang tua mengurusnya, hingga dia mengalami perkembangan yang cukup pesat, dan kini seorang dokter pribadi mengakui bahwa tidak ada yang tak mungkin di dunia ini selama kita berusaha. Bahkan, pemuda tersebut kini lebih berfikir dewasa dalam menghadapi lika liku kehidupan dunia. Ketiga, perjuangan seorang siswi SMA dalam menyelesaikan wajib belajar 12 tahun, dia harus berjalan ± 3 Km dengan jalanan naik turun tanpa aspal menuju jalan raya dan tanpa mengeluh dalam menjalankan kewajibannya. Mungkin faktor inilah salah satu penyebab kebanyakan anak desa lebih memilih kerja daripada melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.

Dari sinilah suatu pembelajaran dan pengalaman baru yang belum pernah saya dapatkan dari bangku kuliah, sesuai dengan kata pepatah arab bahwa siapa yang sungguh-sungguh, maka berhasillah ia, barang siapa bersabar maka beruntunglah ia. Dan ketiga orang di atas saya sebut sebagai tiga pahlawan desa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar