Selasa, 08 April 2014

Tahun baru tiba

Awan mencekam
Memberikan kegelisahan
Rerintikan air mengalir
Mambasahi seluruh alam
Suara alat tiup hilir bergantian
Bercampur dengan nyanyian kendaraan
Resah...
Gundah...
Gembira...
Senang...
Itulah kalbu sang cucu adam
Bumi menuah
Tak ada yang peduli
Tak ada yang mengerti
Apa yang ia rasakan
Ia menjerit dengan diamnya
Ia protes dalam kesendirinya
Ia hanya melirih dan menjerit
Nestapa kemurkaan yang terjadi
Sebuah protes dirinya tuk manusia
Namun semua terbungkam
Seakan tak merasakan
Sungguh tengik kau manusia
Umurku semakin tua
Tak kau hiraukan
Tak kau isi diriku dengan kebaikan
Namun kau isi diriku dengan penuh kemaksiatan
Hatimu tak kalah dengan binatang
Akalmu tak licik terserang rayuan
Aku menderita
Kau gembira
Suatu saat murkaku kan datang
Memberikan kesadaran
Kan ku terbangkan dirimu
laksana kapas tertiup angin
gelombang lautan kan mendukungku
langit dan isinya membantuku
kebiadabanmu
saat itu khan terjawab


                                                                                                            ,  Desember ‘12

Tidak ada komentar:

Posting Komentar